JazzQual's Adv

Rabu, 19 Oktober 2011

Naration of Losing Delphi (true story)

review:

Ada beberapa hal atau pun kejadian ataupun dugaan/hipotesa yang menjadi alasan kepergian Delphi berdasarkan kesaksian, pengamatan, dan opini orang sekitar (keluarga). Tapi yang pasti Delphi keracunan.

Berdasarkan kesaksian dan opini Mas Herman bahwa Delphi mulai tidak bergairah sejak aku (Josep - JazzQual) pergi/berangkat ke Bandung untuk keperluan beberapa hari. Bahkan, Delphi tidak mau makan. Ini menandakan bahwa aku dan Delphi sedang dalam keadaan yang baik dan akrab (mungkin membutuhkan teman main yang usually). Benar, bahwa memang hari-hari sebelumnya aku memberi makan bahkan memandikannya bersama semua anjing di Srengseng Sawah. Sayangnya aku harus pergi ke Bandung. Sangat disayangkan!

Berikutnya, oleh karena Delphi tidak mau makan, Mas Herman melepaskan Delphi dari ikatannya (biasanya selalu diikat) dengan maksud membuat Delphi bergairah kembali, liar kembali dan selera makan. Tidak hanya Delphi tapi semua anjing di Srengseng Sawah dilepaskan. Namun sayangnya, Delphi dan Zoro bermain ke area belakang halaman kantor (sebelah rumah - satu kawasan - satu pagar). Dugaan pertama, Delphi dan Zoro makan sampah di belakang tersebut lalu keracunan. Hal mengenai keracunan ini dibenarkan dengan ditemukannya Zoro lemas dan mulutnya berbusa. Lalu kemudian Delphi muntah-muntah dan lemas. Hal ini diketahui Mas Herman dan Bang Adi. Lalu, semua orang ikut ambil bagian menangani peristiwa ini.

Bagaimana keadaan setelah keracunan?
Semua keluarga yang memiliki kemapuan dan pengamatan lebih terhadap pemeliharaan anjing datang dan mulai menangani keracunan Delphi dan Zoro.
Ternyata, menurut Uda Dudi yang harusnya mati itu ialah Zoro. Pasalnya, Zoro kejang-kejang, mulutnya berbusa, dan makanan/racun yang dimakan tadi tidak dimuntahkan. Delphi hanya mengalami muntah dan lemas, malah masih bisa berdiri. Namun, yang anehnya Delphi yang lemas tidak mau disentuh, ia menyalak, minum dan makan tidak mau (dugaan kedua: ini membuat badannya semakin lemas dan memperpendek umur karena tidak mau makan dan minum). Dengan keadaan tersebut Bang Adi dan Ambor Novel memanggilku yang sedang di Bandung untuk segera pulang supaya Delphi mau makan. Apa daya?! Aku sedang di Bandung mencoba peruntunganku di Job Fair ITB, malah aku nungguin panggilan di hari Senin. (Tidak ada panggilan!!! Seharusnya aku tetap di Jakarta!!!)

Uda Dudi, Bou Lisa dan Bou Butet yang mengerti pemeliharaan memulai segala pengobatan seperti menyuntik paracetamol dan obat penenang lain. Anehnya, penyuntikan Zoro yang dosisnya ketinggian malah mulai sembuh besoknya (akhirnya).
Sedangkan Delphi semakin down dan dengan keadaan seperti itu dia tetap tidak mau disentuh. Namun, Delphi masih sempat terlihat berdiri dan kelihatan lebih kuat dibanding Zoro (Sabtu sore malam). Tetap opini bahwa yang bakal mati ialah Zoro. Semua orang mengawasi Delphi sampai jam 12 malam Sabtu ke Minggu.
Ide Uda Dudi ialah membeli daging mentah untuk anjing yang tidak mau makan (Delphi) supaya mau makan dan memancing lebih banyak enzim dan itu mempercepat penyembuhan.
Lalu besok pagi (Minggu pagi), naas, begitu daging sudah dibeli Delphi ditemukan tidak bernyawa lagi. Hal ini di luar dugaan, dengan ditemukannya Delphi tidak bernyawa dan malah Zoro yang jalan dan lari-lari di keesokannya. Tidak ada lagi yang bisa dibuat selain menguburkannya di belakang rumah.

Dugaan ketiga: terkait kematian karena racun, sepertinya ada yang bermaksud meracuni anjing di Srengseng Sawah. Hal ini dilandaskan dengan ditemukannya orang masuk kawasan/halaman milik Ambor Novel. Orang tersebut beralasan mau mengambil daun pisang. Ternyata sikap orang asing ini membuat berang Ambor Novel dan Bou Lisa yang tidak permisi-permisi. Orang ini ternyata masuk halaman ke daerah belakang/sampah melalu sekolah (tepat di belakang rumah ada sekolah). Dan memang, akhir-akhir ini sering  anjing-anjing di rumah menggongong alert terhadap orang asing. Singkatnya, orang ini dimarahi, diusir, dan diperingati. Dugaannya, orang ini memiliki niat untuk meracuni anjing. Hal ini diperkuat dengan ditemukannya busa di mulut anjing.

Memang benar, di luar semua itu, seandainya aku tidak ke Bandung, ini semua mungkin bisa dihindari. Tapi, itulah kehidupan. Kita manusia, yang memiliki nafas dan paru-paru pengolah oksigen, tidak punya kekuatan untuk mempertahan nyawa kita. Semua mahkluk hidup pun demikian. Tidak ada yang bisa menduga. Tidak ada yang bisa menghentikan palu penghakiman. Thats all about Life,, and Life from God.., so He who made decision in this world.

      ... Hari Minggu kemarin benar-benar membuat aku bingung dan empty!


With this naration, I wanna convey deeply sorry to Novita DS. "No one expecting this condition. There's nothing we (all people involved) can do. My motivation to bring Delphi to Jakarta was only helping you, nothing but help".

And,, to Delphi:
Sorry buddy, I wasn't there for you the very last minute. Peace boy! Have you found my mommy?
Allright, have fun there Delphi buddy...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

silahkan comment... ^_^

Powered By Blogger